a. Apa yang dilakukan oleh seorang arsitek untuk proyek anda?
1. Arsitek dilatih untuk menerima penjelasan dari anda dan dapat melihat konsep besarnya - mereka menyadari kebutuhan-kebutuhan penting anda untuk mendesain bangunan yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan kebutuhan bisnis anda.
2. Arsitek dapat menghemat uang anda dengan memaksimalkan investasi anda. Sebuah bangunan yang terdesain dengan baik dapat mengurangi biaya anda saat ini dan meningkatkan nilainya untuk jangka panjang.
3. Arsitek dapat menghemat waktu anda - dengan mengatur dan mengoordinasikan elemen-elemen penting dalam proyek, sehingga memberikan anda waktu untuk berkonsentrasi kepada aktifitas organisasi anda.
4. Arsitek dapat membantu bisnis anda. Mereka menciptakan lingkungan binaan secara keseluruhan - interior dan eksterior - yang nyaman dan fungsional untuk para pengguna dan penghuni lingkungan tersebut.
b. Penjelasan proyek
Kunci kesuksesan utama dari proyek anda sangat bergantung kepada kualitas penjelasan anda, yang mana adalah kemampuan anda untuk menjelaskan secara rinci kepada arsitek anda mengenai kebutuhan-kebutuhan dan fungsi-fungsi dari bangunan anda, dan rencana pengoperasian dan cara mengaturnya. Arsitek anda terlatih untuk membantu anda menyiapkan penjelasan akhir. Yang termasuk hal-hal penting yang dibutuhkan oleh arsitek anda untuk diketahui adalah:
1. Tujuan anda:
Apakah anda menginginkan pencitraan yang baru (new image), memperluas ruangan atau mengadopsi teknologi baru? Apakah anda merespon kebutuhan dari kebutuhan perubahaan struktur organisasi?
2. Gaya desain anda:
Apakah anda mempertahankan gaya desain dengan bangunan yang ada? Apakah anda menginginkan desain yang terbaru atau canggih? Apakah anda memperhatikan aspek desain yang langgeng atau ekologis?
3. Alasan anda mengajukan proyek ini:
Aktifitas apa saja yang ditujukan dalam proyek ini?
4. Otoritas anda:
Siapa yang akan mengambil keputusan? Tentang desain? Tentang biaya? Tentang tanggung jawab harian ketika proyek sedang berjalan?
5. Harapan keseluruhan anda:
Apa yang anda harap akan dicapai dalam proyek ini? Kepuasan pribadi? Mengesankan klien atau kompetitor anda? Keunggulan bisnis anda dalam sebuah komunitas? Memberikan suasana menyenangkan dan efisiensi yang lebih baik bagi karyawan anda? Sebuah tempat yang lebih nyaman bagi anda untuk anda tempati?
Jika terlalu banyak ketidakpastian bagi arsitek anda untuk menanggapi secara positif, ia bisa saja mengajukan usulan untuk melakukan penelitian pendahuluan atau studi banding sehingga anda dapat menentukan kebutuhan-kebutuhan anda pada informasi dasar yang nyata. Anda dapat menunjuk seorang arsitek untuk melakukan tugas studi ini bagi anda dengan dasar persatuan waktu.
c. Bagaimana cara memilih arsitek yang tepat untuk anda?
1. Arsitek Profesional IAI dilengkapi dengan Sertifikat Ke-Ahlian (SKA) yang diberikan dan diperpanjang dengan syarat-syarat yang ketat. SKA yang dikeluarkan oleh IAI tidak bisa dibeli sembarangan hanya karena uang, karena pada setiap pengajuannya setiap arsitek wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar kompetensi Internasional (untuk SKA Utama) dan Nasional (untuk SKA Madya dan Pratama). Setiap arsitek yang memiliki SKA IAI, sangat terikat dengan kode etik keprofesian organisasi IAI. Anda bisa meminta kepada calon arsitek anda untuk menunjukkan bukti SKA yang mereka miliki.
2. Anda dapat meminta contoh-contoh proyek yang pernah mereka tangani, dengan mengharapkan penjelasan yang lebih rinci tentang proyek-proyek itu secara mendetail untuk membuktikan keterlibatan mereka dan kesuksesan proyek tersebut.
3. Anda dapat melakukan sayembara untuk mendapatkan hasil yang maksimal, karena sayembara itu sendiri memiliki persyaratan dan peraturan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda. Perihal sayembara yang dapat diakui oleh IAI, wajib mengikuti Peraturan Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur IAI.
skip to main |
skip to sidebar
Selasa, 07 Desember 2010
Kamis, 02 Desember 2010
Balada Rumah Biru, Schedule 15 - Dasar Handphone Jadul
Pagi ini sangat cerah. Secerah suasana kantor, karena kebetulan si Bos juga masih di luar kota. Kebetulan kemaren si Bos ada meeting dengan para kontraktor di Surabaya untuk membahas proyek-proyek di Jawa Timur. Rencananya sih hari ini baru pulang naik kereta api tapi agak sorean. Jadi kita bisa santai-santai dikit tanpa ada gangguan dari si Bos yang hobi banget jadi supervisor kalo pas hari kerja. Kerjaannya melototin kerjaan kita melulu. Ngecek satu persatu, pokoknya nggak percaya banget deh sama kerja karyawannya. Sering sering aja si Bos pergi, kan kita nggak spot jantung tiap hari.
Anak-anak terlihat menikmati suasana ini. Seperti biasa, Prast dan Pulung terlihat asyik main Pro Evolution Soccer–nya. Si Pulung sampai sumpah serapah pula saking kesalnya karena kalah terus main bola sama Prast. Tuh anak emang gak bisa kontrol kalo ngomong. Ceplas-ceplos. Sedangkan Aris, Dika dan Zain terlihat asyik main game startegi yang itu-itu melulu, Age of Empires. Sampe bosen liatnya. Kantor telah beralih dari kantor konsultan menjadi game centre. Lumayan lah daripada main di warnet, di sini mah gratis.
Aku sendiri sedang asyik melihat film The Matrix Trilogy yang udah kuputar beberapa kali, tapi sampe kesekian kalinya ini, aku belum juga paham inti ceritanya. Emang tuh film ribet banget ceritanya. Pake bahasa-bahsa komputer gitu. Dalam banget filosofinya. Tapi yang penting, adegan action-nya keren abis. Dan itu yang aku suka dari The Matrix.
Hari sudah beranjak siang. Kebetulan hari ini hari Jumat, so kita mesti pergi ke masjid yang letaknya nggak jauh dari kantor buat sholat Jumat. Paling-paling sekitar 50 meter. Semua aktivitas yang menyenangkan dari pagi tadi dihentikan sejenak untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Ciieeey, tobat nih ceritanye. Kita biasanya jalan kaki aja ke sana. Tapi siang itu matahari bersinar dengan teriknya. Gerah naget pokoknya. Bisa keringatan pas jalan ke masjid.
Saat berjalan menuju masjid, tiba-tiba handphoneku berbunyi tanda ada SMS masuk.
“Ada SMS nih dari si Bos,” kataku pada teman-teman.
“Yang bener, Is? Emang apa katanya?” tanya Prast.
“Waduh, si Bos bilang, dia mo datang sekitar jam 2 siang nanti, minta gue suruh jemput dia di Stasiun Balapan, naik motor pula.”
“Payah, si Bos nih apa nggak bisa naik taksi ke kantor?”
“Yee, tahu sendiri modelnya si Bos. Paling biar ngirit ongkos.”
“Kelakuan tuh.”
“Terus gimana nih, bales nggak SMSnya?”
“Udah, cuekin aja, Mas. Sekali-kali kita kasih si Bos pelajaran. Biar tidak semena-mena ama karyawan,” timpal Alung.
“Caranya gimana, Lung?”
“Gini, Mas. SMS itu gak usah dibalas. Nanti kalo si Bos tanya pas udah sampe kantor, Mas jawab aja nggak ada SMS masuk dari Bos. Terus tunggu sampe kira-kira dua menitan, Mas pura-pura bunyiin ringtone SMS, bilang ke Bos, nah ini baru masuk. telat SMS-nya, Pak. Begitu.”
“Wah, OK juga tuh ide lo. Sip lah. Entar gue praktekin.”
Selesai sholat Jumat dan kemudian lanjut acara lunch, kami kembali menyibukkan diri dengan game-game yang telah di pause sebelumnya. Waktu yang tersisa tinggal 1 jam lagi sebelum di Bos datang. Harus dinikmati sebaik-baiknya sebelum waktu kerja paksa datang. Hehehe,… emangnya nih jaman penjajahan. Si Alung pun tertawa. Ternya dia udah bisa ngalahin si Prast main bola. Agregatnya sih sejak pagi tadi skor 8-1. Paling-paling di Prast ngalah tuh biar Alung senang.
Tanpa terasa jam dinding telah menunjukkan pukul 2 siang lebih. Kami segera menghentikan aktivitas game centre, kembali ke pekerjaan masing-masing. Dan benar aja, terlihat dari jendela ruang studio, sebuah mobil taksi datang dan berhenti di depan gerbang. Bunyi klakson terdengar. Mabh Hamid tampak buru-buru membuka gerbang. Keluarlah sosk yang tidak kami nantikan. Hehehehe …… Si Bos datang! Kami segera beringsut ke meja kerja masing-masing, seolah-olah sibuk dengan pekerjaan kantor.
Terdengar bunyi langkah yang berat menaiki tangga. Kemudian …
“ISMA!!!”
Busyet deh, Si Bos teriak kenceng banget memanggilku. Emang aku budheg apa?
“Eh, … iya, Pak? Ada apa, Pak?”
“Sini kamu, masuk ruangan saya!”
Wah, alamatnya kena marah nih. Aku langsung buru-buru menuju ruang kerja si Bos. Biar nggak kena semprot, langsung aja aku keluarin jurus basa-basi ama si Bos. “Bagaimana perjalanannya, Pak? Lancar? Meetingnya sukses, kan Pak? Proyeknya yang ....”
“STOP! Kamu ini kalo nanya satu-satu. Jangan main berondong gitu.”
“Maaf. Pak. Ada apa memanggil saya?”
“SMS ku kamu terima nggak?”
Wah, Si Bos nanyain soal SMS tadi. Kulirik sebentar ke arah Alung. Tampak Alung langsung memberi kode.
“Enggak tuh, Pak. Belum ada SMS yang masuk dari Bapak.”
“Masak belum masuk sih? Tadi aja udah ada report-nya kalo udah masuk.”
“Maklum, Pak. Hp lama. Mungkin lemot koneksinya. Memangnya ada perlu apa, Pak?”
“Tadi aku suruh kamu buat jemput di stasiun. Karena kelamaan nunggu kamu, akhirnya terpaksa aku naik taksi aja. Lumayan mahal lho ongkosnya. Dua puluh lima ribu. Coba kalo tadi kamu jemput, nggak perlu aku keluar ongkos sebanyak itu. Paham?”
“Paham, Pak.” Busyet, uang segitu aja dimasalahin. Dasar pelit banget si Bos nih. Banyak perhitungan.
Dua menit berlalu. Sesuai intruksi Alung, segera kubunyikan ringtone secara sembunyi-sembunyi. Hp ku pun berbunyi.
“Nah, ini SMS dari Bapak. Maaf, baru masuk sekarang, Pak.”
“Payah, dasar hp jadul. Ya udah, kamu keluar sana. Kembali kerja. Aku mo istirahat dulu. Capek banget badanku. O ya, jangan lupa. Kalo sempet ganti Hp kamu yang kuno tuh ama model yang baru. Biar nggak lemot.”
“Baik, Pak.”
Main suruh-suruh ganti hp pula. Emangnya si Bos mau mbeliin apa? Lha gaji aja nggak dinaik-naikin, sekarang malah nyuruh ganti hp. Duit dari mana? Tapi setidaknya aku puas, sudah ngasih pelajaran ama si Bos.
Anak-anak terlihat menikmati suasana ini. Seperti biasa, Prast dan Pulung terlihat asyik main Pro Evolution Soccer–nya. Si Pulung sampai sumpah serapah pula saking kesalnya karena kalah terus main bola sama Prast. Tuh anak emang gak bisa kontrol kalo ngomong. Ceplas-ceplos. Sedangkan Aris, Dika dan Zain terlihat asyik main game startegi yang itu-itu melulu, Age of Empires. Sampe bosen liatnya. Kantor telah beralih dari kantor konsultan menjadi game centre. Lumayan lah daripada main di warnet, di sini mah gratis.
Aku sendiri sedang asyik melihat film The Matrix Trilogy yang udah kuputar beberapa kali, tapi sampe kesekian kalinya ini, aku belum juga paham inti ceritanya. Emang tuh film ribet banget ceritanya. Pake bahasa-bahsa komputer gitu. Dalam banget filosofinya. Tapi yang penting, adegan action-nya keren abis. Dan itu yang aku suka dari The Matrix.
Hari sudah beranjak siang. Kebetulan hari ini hari Jumat, so kita mesti pergi ke masjid yang letaknya nggak jauh dari kantor buat sholat Jumat. Paling-paling sekitar 50 meter. Semua aktivitas yang menyenangkan dari pagi tadi dihentikan sejenak untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Ciieeey, tobat nih ceritanye. Kita biasanya jalan kaki aja ke sana. Tapi siang itu matahari bersinar dengan teriknya. Gerah naget pokoknya. Bisa keringatan pas jalan ke masjid.
Saat berjalan menuju masjid, tiba-tiba handphoneku berbunyi tanda ada SMS masuk.
“Ada SMS nih dari si Bos,” kataku pada teman-teman.
“Yang bener, Is? Emang apa katanya?” tanya Prast.
“Waduh, si Bos bilang, dia mo datang sekitar jam 2 siang nanti, minta gue suruh jemput dia di Stasiun Balapan, naik motor pula.”
“Payah, si Bos nih apa nggak bisa naik taksi ke kantor?”
“Yee, tahu sendiri modelnya si Bos. Paling biar ngirit ongkos.”
“Kelakuan tuh.”
“Terus gimana nih, bales nggak SMSnya?”
“Udah, cuekin aja, Mas. Sekali-kali kita kasih si Bos pelajaran. Biar tidak semena-mena ama karyawan,” timpal Alung.
“Caranya gimana, Lung?”
“Gini, Mas. SMS itu gak usah dibalas. Nanti kalo si Bos tanya pas udah sampe kantor, Mas jawab aja nggak ada SMS masuk dari Bos. Terus tunggu sampe kira-kira dua menitan, Mas pura-pura bunyiin ringtone SMS, bilang ke Bos, nah ini baru masuk. telat SMS-nya, Pak. Begitu.”
“Wah, OK juga tuh ide lo. Sip lah. Entar gue praktekin.”
Selesai sholat Jumat dan kemudian lanjut acara lunch, kami kembali menyibukkan diri dengan game-game yang telah di pause sebelumnya. Waktu yang tersisa tinggal 1 jam lagi sebelum di Bos datang. Harus dinikmati sebaik-baiknya sebelum waktu kerja paksa datang. Hehehe,… emangnya nih jaman penjajahan. Si Alung pun tertawa. Ternya dia udah bisa ngalahin si Prast main bola. Agregatnya sih sejak pagi tadi skor 8-1. Paling-paling di Prast ngalah tuh biar Alung senang.
Tanpa terasa jam dinding telah menunjukkan pukul 2 siang lebih. Kami segera menghentikan aktivitas game centre, kembali ke pekerjaan masing-masing. Dan benar aja, terlihat dari jendela ruang studio, sebuah mobil taksi datang dan berhenti di depan gerbang. Bunyi klakson terdengar. Mabh Hamid tampak buru-buru membuka gerbang. Keluarlah sosk yang tidak kami nantikan. Hehehehe …… Si Bos datang! Kami segera beringsut ke meja kerja masing-masing, seolah-olah sibuk dengan pekerjaan kantor.
Terdengar bunyi langkah yang berat menaiki tangga. Kemudian …
“ISMA!!!”
Busyet deh, Si Bos teriak kenceng banget memanggilku. Emang aku budheg apa?
“Eh, … iya, Pak? Ada apa, Pak?”
“Sini kamu, masuk ruangan saya!”
Wah, alamatnya kena marah nih. Aku langsung buru-buru menuju ruang kerja si Bos. Biar nggak kena semprot, langsung aja aku keluarin jurus basa-basi ama si Bos. “Bagaimana perjalanannya, Pak? Lancar? Meetingnya sukses, kan Pak? Proyeknya yang ....”
“STOP! Kamu ini kalo nanya satu-satu. Jangan main berondong gitu.”
“Maaf. Pak. Ada apa memanggil saya?”
“SMS ku kamu terima nggak?”
Wah, Si Bos nanyain soal SMS tadi. Kulirik sebentar ke arah Alung. Tampak Alung langsung memberi kode.
“Enggak tuh, Pak. Belum ada SMS yang masuk dari Bapak.”
“Masak belum masuk sih? Tadi aja udah ada report-nya kalo udah masuk.”
“Maklum, Pak. Hp lama. Mungkin lemot koneksinya. Memangnya ada perlu apa, Pak?”
“Tadi aku suruh kamu buat jemput di stasiun. Karena kelamaan nunggu kamu, akhirnya terpaksa aku naik taksi aja. Lumayan mahal lho ongkosnya. Dua puluh lima ribu. Coba kalo tadi kamu jemput, nggak perlu aku keluar ongkos sebanyak itu. Paham?”
“Paham, Pak.” Busyet, uang segitu aja dimasalahin. Dasar pelit banget si Bos nih. Banyak perhitungan.
Dua menit berlalu. Sesuai intruksi Alung, segera kubunyikan ringtone secara sembunyi-sembunyi. Hp ku pun berbunyi.
“Nah, ini SMS dari Bapak. Maaf, baru masuk sekarang, Pak.”
“Payah, dasar hp jadul. Ya udah, kamu keluar sana. Kembali kerja. Aku mo istirahat dulu. Capek banget badanku. O ya, jangan lupa. Kalo sempet ganti Hp kamu yang kuno tuh ama model yang baru. Biar nggak lemot.”
“Baik, Pak.”
Main suruh-suruh ganti hp pula. Emangnya si Bos mau mbeliin apa? Lha gaji aja nggak dinaik-naikin, sekarang malah nyuruh ganti hp. Duit dari mana? Tapi setidaknya aku puas, sudah ngasih pelajaran ama si Bos.
My time
About me
- Ismail Ruzain
- Berusaha untuk selalu lebih baik dari hari ke hari, .... namun hal itu sangat sulit !!!
Labels
- Artikel Arsitektur (6)
- Artikel Bisnis (9)
- Artikel Internet (2)
- Artikel Komputer dan Gadget (9)
- Artikel Media dan Komunikasi (6)
- Artikel Travelling (2)
- Cerpen (2)
- Diskografi (3)
- Faiz Collections (1)
- Foto Album (2)
- Lagu (1)
- Novel (34)
- Puisi (6)
- Renungan (4)
- Salam (1)
- Videoklip (7)
My Lapak
say no for drugs, free sex and violence, let's make the world with love and peace
My Facebook Badge
Diberdayakan oleh Blogger.


