Aku sebenarnya tidak tahu secara pasti, kapan aku mulai tergila-gila sama brand yang satu ini. Pokoknya segala macam yang berhubungan dengan merk dari Jerman yang identik dengan tiga garis ini selalu aku cari. Mulai dari poster, wallpapers, sepatu, jaket, kaos, topi, deker pergelangan tangan, jam tangan, jam dinding, mungkin kalo ada underwear, kubeli deh. Pokoknya semuanya yang ada gambar logo segitiga atau tiga daun, sikaaaaat. Nggak peduli itu barang bekas, yang penting orisinil. Ketahuan deh sering mangkal di pasar loak nih......!
Sekedar info aja, .... aku baca dari internet nih, Adidas didirikan di Herzogenaurach, Jerman di tahun 1920 oleh dua bersaudara Adolf (Adi) Dassler dan Rudolph Dassler, pada awalnya perusahaan ini hanya memproduksi selop. Pada suatu hari di tahun 1925, Adi berhasil merancang sepasang sepatu olahraga, dan sejak itu usaha perbaikan dan pengembangan dalam bidang sepatu pun terus dilakukan. Setelah berbagai inovasi yang mereka lakukan, pada tahun 1927-an, Adidas sudah berhasil merancang sepatu khusus untuk berbagai keperluan olahraga, dan pada 1928 mereka memberikan sepatu mereka secara gratis kepada atlet-atlet yang berpartisipasi pada Olimpiade Amsterdam. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, Adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 strip mereka mudah dikenali dari jauh. Walaupun berbagai kemajuan yang diraih, pada 1948 konflik antara Dassler bersaudara berakibat pada pecahnya perusahaan mereka. Adi Dassler menjalankan sendiri perusahaan, mengambil nama kecilnya “Adi” dan mengkombinasikannya dengan potongan nama belakangnya sehingga menjadi “Adidas”, ia pun mendaftarkan logo 3 strip sebagai trademark dari Adidas. Sedangkan saudaranya Rudolph berpindah ke bagian lain dari kota itu dan mendirikan perusahaan olahraga miliknya sendiri, Puma.
Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu Adidas.
Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan konsep “Trefoil Logo”, yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade di seluruh dunia. Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.
Pada tahun 1971 Muhammad Ali dan Joe Frazier yang menjadi icon olahraga tinju pada saat itu, sudah pake produk Adidas. Pada Olimpiade Munich 1972, 1.164 dari 1.490 atlet internasional menggunakan Adidas. Sehingga pada tahun 70-an, Adidas mencapai masa jayanya.
Setelah krisis pada awal 80-an, terutama karena berjayanya Nike di pasar internasional, Adidas berhasil mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C, sebuah grup rap dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan sekaligus mempopulerkan sepatu adidas yang mereka pake tanpa menggunakan tali. Hal tersebut menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka.
Pada dekade 90-an terutama di AS dan Eropa berkembang pikiran kalo generasi muda cenderung menghindari apapun yang orang tua mereka pake, termasuk urusan sepatu. Mereka menghindari pemakaian Nike dan Reebok, yang dulu dipake oleh orang tua mereka. Sehingga barang-barang produksi Adidas (sepatu, jaket, dsb) yang sudah berumur 20 tahun-pun mendadak jadi barang koleksi yang mahal harganya dan dicari-cari oleh banyak orang (coba deh liat-liat barang adidas vintage di ebay). Hal ini pun dimanfaatin oleh Adidas untuk memproduksi dan mengeluarkan kembali (re-issue) beberapa model sepatu populernya (seperti adidas rom, rekord, athen, dublin, dll). Hal ini mengangkat status Adidas itu sendiri, dari sekedar produk olahraga menjadi semacam lambang gaya hidup yang baru. Nah, sekarang udah pada tahu kan sejarahnya Adidas?
Kembali ke laptop! Ya ... lagi-lagi Mas Tukul nongol! Pernah suatu hari, saat jam istirahat kantor, aku ijin sama Bos dengan alasan mo transfer ke bank. Padahal saat itu, aku mo pergi ke pasar loak .... ya mirip-mirip sama Cimol di Bandung lah. Nama tempatnya adalah Pasar Klithikan Notoharjo. Aku mo hunting jaket Adidas kegemaranku. Kalo mo beli yang baru, masih sayang duitnya, soalnya sampe ratusan ribu. Jadi mendingan beli bekas nggak papa asal barangnya masih bagus. Makanya kalo pas milih-milih barang harus teliti supaya dapat yang sesuai keinginan dan yang pasti murah harganya.
Sampe di sana, suasana pasar sudah ramai. Rupanya banyak orang nyari barang bekas juga. Maklum jaman baru susah. Aku pun segera bergegas menuju ke salah satu kios pakaian yang ada di salah satu sudut pasar, soalnya waktu istirahat kan cuma dijatah satu jam, jadi aku mesti buru- buru. Si Mas yang punya kios langsung tersenyum ramah begitu melihatku.
“Cari jaket, Mas?”
“Iya, nih. Ada barang yang bagus nggak?”
“Jangan kuatir, Mas. Barangnya baru kemarin datang. Macamnya banyak. Tinggal pilih aja. Tuh udah tak gantungin di atas semua.”
“Yang merk Adidas punya?”
“Wah, kalo merk itu baru susah banget dapatnya. Barang sekarang baru sulit. Cuaca baru memburuk jadi kirimannya tersendat. Merk lain mau, Mas?”
”Nggak, aku hanya cari Adidas kok.”
“Kalo begitu, sebentar tak carikan dulu, Mas.”
Si Mas penjual berlalu meninggalkanku.
Aku pun menyapu pandanganku ke deretan jaket yang ada di depanku. Di situ hanya terpajang merk Umbro, Puma, Hummel, Nike, Reebok dan Fila. Kok nggak ada merk Adidas ya barang sebijipun, batinku.
Tak lama kemudian, si Mas penjual pun datang sambil membawa sebuah jaket.
“Mas, kalo Adidas adanya cuma yang ini. Baru kosong. Gimana, Mas mau ambil?”
“Yaah, kok nggak ada tiga garisnya sih. Masak polosan gini.” Kalo adidas tanpa tiga garis, ibarat es teh nggak pake gula, hambaaar!
“Kan nggak semuanya mesti pake tiga garis, Mas. Yang pentingkan ada logonya Adidas.”
“Tapi aku maunya yang ada tiga garisnya. Mas gimana sih?”
“Lho, kalo nggak ada barangnya mau gimana lagi? Silahkan Mas cari sendiri sampe keliling ke semua kios di sini. Kalo kosong ya tetep nggak ada, Mas.” Si Mas penjual mulai sewot.
“Kalo yang polos gini berapa harganya?”
“Murah, Mas. Tak kasih 45 ribu aja.”
“Yaah, masih kemahalan. Segitu harusnya udah dapet yang ada tiga garisnya. Mas. Ini kan polos. Cuma logo aja.”
“Mas mo tawar berapa?”
“Kalo 20 ribu gimana, Mas?”
“Belum dapat tuh, Mas. Tambahin lagi, ya.”
“Segitu aja, kan polos jaket Adidasnya.”
”Mmmmh, gini aja deh, Mas. Dari tadi Mas cuma mempermasalahkan polos-polos aja. Udah, sekarang tak kasih harga pas aja 35 ribu. Entar tak kasih bonus tiga garis tapi pake spidol. Mau nggak?” si Mas penjual naik pitam.
Aku tidak bisa berkata-kata apa, hanya berlalu pergi meninggalkan penjual itu yang langsung mengirimiku sumpah serapah. Kasian, tuh. Udah capek-capek nyariiin, kagak jadi beli dah! Sory, Mas.
Dalam kerjaan pun, kefanatikanku pada brand asal Jerman ini udah mencapai tahap akut. Ibarat kanker udah stadium tiga kali. Saking tergila-gilanya, tapi nggak sampe masuk RS Jiwa sih, dalam mendesain bangunan pun, unsur-unsur tiga garis selalu kutampilkan dalam desainku. Bisa dalam bentuk ornamen pada dinding, jumlah teralis jendela, motif ralling tangga atau balkon, desain pintu jendela, motif pavement dan seterusnya. Bahkan pas menggambar perspektif dengan sketsa tangan, selalu menampilkan model orang dengan memakai kemeja model adidas lengkap dengan tiga garisnya. Diih, emang dibayar berapa sih sampe segitu cintanya ama Adidas.
skip to main |
skip to sidebar
Kamis, 18 Juni 2009
My time
About me
- Ismail Ruzain
- Berusaha untuk selalu lebih baik dari hari ke hari, .... namun hal itu sangat sulit !!!
Labels
- Artikel Arsitektur (6)
- Artikel Bisnis (9)
- Artikel Internet (2)
- Artikel Komputer dan Gadget (9)
- Artikel Media dan Komunikasi (6)
- Artikel Travelling (2)
- Cerpen (2)
- Diskografi (3)
- Faiz Collections (1)
- Foto Album (2)
- Lagu (1)
- Novel (34)
- Puisi (6)
- Renungan (4)
- Salam (1)
- Videoklip (7)
My Lapak
say no for drugs, free sex and violence, let's make the world with love and peace
My Facebook Badge
Diberdayakan oleh Blogger.



0 comments:
Posting Komentar